Dalam sebuah rapat umum yang diorganisir oleh beragam serikat buruh, organisasi politik, dan kampanye solidaritas (termasuk Hands Off Venezuela), lebih dari 3000 orang di Kopenhagen mendengarkan Presiden Hugo Chávez dengan tepat menggarisbawahi bahwa sebuah revolusi sosialis adalah solusi satu-satunya bagi persoalan-persoalan umat manusia.
Chávez menekankan perlunya sebuah revolusi sedunia dan mengulangi usulannya tentang Internasionale Kelima untuk menjadi instrumen tujuan ini. Ia mengatakan bahwa Karl Marx telah memulai Internasionale Pertama, Engels dan Rosa Luxemburg berpartisipasi dalam Internasionale Kedua, Lenin mengambil inisiatif untuk Internasionale Ketiga, dan Trotsky mendirikan Internasionale Keempat. Tak satu pun dari organisasi-organisasi ini ada sekarang ini, tapi Chávez berkata bahwa sebuah Internasionale Kelima akan menolong proses revolusi di seluruh dunia.
Dalam rapat umum tersebut, Presiden Evo Morales dari Bolivia juga menyampaikan pidato yang mengutuk kapitalisme. Para pembicara lain meliputi wakil presiden Kuba, Estaban Lazo, dan menteri luar negeri Nicaragua, Samuel Santos.
Chávez mengawali pidatonya dengan mengutuk represi di jalan-jalan Kopenhagen selama KTT Iklim PBB. Menyebutkan KTT Iklim, ia berkata, “Beberapa pihak tidak ingin mendiskusikan sebab-musabab perubahan iklim. Saya akan memberitahu Anda apa sebab-musababnya: kapitalisme. Kapitalisme adalah musuh terburuk – bagi kehidupan dan bagi iklim.”
Sebuah delegasi dari Hands Off Venezuela menemui Chávez tak lama sebelum pidatonya dan menyerahkan kepada sang presiden dua surat dari para pekerja di pabrik-pabrik Gotcha dan Vivex di Venezuela. Kami mengungkapkan solidaritas dengan sang presiden dan gagasan tentang sebuah Internasionale Kelima.
Dalam pidatonya, Chávez menggaribawahi pokok-pikiran bahwa revolusi Venezuela hanyalah awal dari revolusi dunia, dan bahwa revolusi Venezuela masih belum selesai; tugas membangun sosialisme di Venezuela masih di ada depan. Ia mengatakan bahwa ia yakin bahwa peristiwa-peristiwa revolusioner di Venezuela dan negeri-negeri Amerika Latin lainnya akan berulang di negeri-negeri Utara – di Erupa dan AS.
Para pemirsa – aktivis-aktivis sayap kiri, kaum muda, dan kaum serikat buruh – menginterupsi pidato beberapa kali dengan tepuk tangan meriah dan nyanyian seperti “el pueblo unido, jamás será vencido” [Rakyat bersatu, tidak akan terkalahkan]. Tepuk tangan yang paling meriah terjadi ketika Chávez berbicara tentang Fidel Castro dan perjuangan melawan imperialisme AS, dan tentang sosialisme sebagai satu-satunya jalan untuk mengakhiri kesengsaraan global dan memastikan suatu masa depan bagi umat manusia.
Dalam pidatonya, Chávez berterimakasih kepada Hands off Venezuela dan kelompok-kelompok lainnya karena telah menyelenggarakan rapat umum ini. Ia menekankan fakta bahwa semua perubahan datang dari bawah – dari organisasi dan pendidikan politik massa.
Para aktivis dari Hands off Venezuela berintervensi dalam rapat tersebut dengan sebuah stan, yang menjual kaos, buku-buku, dan bahan-bahan lainnya, dan membagi-bagikan selebaran.
Diterjemahkan oleh Pandu Jakasurya dari “Chavez in Copenhagen: We need a world revolution”, 18 Desember 2009, Hands Off Venezuela Denmark