Peristiwa-peristiwa dramatik sedang terjadi di Iran. Ratusan ribu rakyat turun ke jalan dengan tenang melalui pusat kota Tehran pada hari Senin (15 Juni) untuk memprotes pemilihan presiden Iran. Ini adalah demonstrasi anti-pemerintah terbesar semenjak Revolusi 1979. Situasi revolusioner di Iran berkembang dengan sangat cepat. Dalam satu minggu semenjak artikel ini ditulis (15 Juni 2009) dan diterbitkan dalam Bahasa Indonesia (22 Juni 2009), situasi di Iran sudah bertambah akut.
Peristiwa-peristiwa dramatik sedang terjadi di Iran. Ratusan ribu rakyat turun ke jalan melalui pusat kota Tehran pada hari Senin (15 Juni) untuk memprotes pemilihan presiden Iran. Ini adalah demonstrasi anti-pemerintah terbesar semenjak Revolusi 1979. Situasi revolusioner di Iran berkembang dengan sangat cepat.
Pendukung kandidat presiden Mir Hossein Mousavi telah tumpah ruah di jalan-jalan Tehran dan kota-kota lainnya untuk memprotes hasil pemilu setelah presiden garis-keras Ahmadinejad kembali berkuasa.
Demonstrasi ini dimulai beberapa jam setelah Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyerukan sebuah penyelidikan atas klaim pihak oposisi bahwa pemilu ini telahd dicurangi untuk memenangkan presiden Mahmoud Ahmadinejad. Gerakan massa telah mengejutkan para pemimpin dan memperburuk kontradiksi-kontradiksi internal di dalam rejim Iran. TV pemerintah melaporkan bahwa Khamenei, yang sudah mendukung hasil pemilu ini, mendorong 12 anggota Dewan Majelis untuk “mempertimbangkan dengan hati-hati” keluhan-keluhan mengenai pemilu ini. Ini adalah indikasi yang jelas akan krisis yang sedang terjadi di dalam rejim Iran.
Seruan Ayatollah – yang disiarkan setiap 15 menit di radio pemerintah Iran sepanjang hari – adalah tanda pertama bahwa para pemimpin tinggi di Iran sedang mempertimbangkan posisi mereka dalam pemilu ini. Khamenei mengumumkan pada hari Sabtu (13 Juni) bahwa hasil pemilu dimana Ahmadinejad menang telak adalah jujur, tetapi esok harinya pada hari Minggu dia bertemu dengan Mir Hussein Mousavi, mantan perdana menteri Iran dan seorang moderat yang merupakan kandidat oposisi utama, untuk mendengarkan pengaduannya.
Pembicara dari Dewan, yang harus secara formal menyetujui hasil pemilu, mengatakan bahwa mereka akan bertemu dengan Mousavi para hari Selasa. Mereka akan memberikan keputusan mengenai pengaduan ini minggu depan. Tetapi kebangkitan revolusioner sudah mengumpulkan begitu banyak momentum. Bahkan bila mereka memutuskan untuk membatalkan hasil pemilu dan menyelenggarakan pemilu yang baru, tidak ada jaminan bahwa ini cukup untuk menghentikan gerakan di Iran.
Rejim mencoba merepresi
Pada malam hari, televisi pemerintah Iran melaporkan bahwa polisi sudah menembaki para demonstran, dan Associated Press melaporkan bahwa tembakan senjata api terjadi setelah sekelompok demonstrators mencoba membakar barak milisi sukarelawan yang punya hubungan dengan Pasukan Revolusioner (Revolutionary Guard). Setidaknya satu orang dilaporkan tertembak mati.
Mustahil untuk mengkonfirmasi laporan-laporan ini secara independen, yang datang sehari setelah pihak keamanan berdiri di pinggir jalan dan membiarkan para demonstran lewat.
Demo yang tenang ini sangat berbeda dengan kekacauan beberapa hari belakangan ini, dimana polisi menembakkan gas air mata dan menggunakan pentungan untuk membubarkan kaum muda yang marah. Di Ishafan, selatan dari ibukota, kekerasan meledak pada hari Senin dimana polisi menyerang kerumunan beberapa ribu demonstrans dengan tongkat dan gas air mata, dan para demonstran membakar barang-barang di beberapa bagian kota.
Di luar ibu kota, demonstrasi telah menyebar ke setidaknya tujuh kota propinsi. Protes-protes ini merupakan ekspresi ketidakpuasan yang paling besar. Gerakan massa menyebar sangat luas. Ini merupakan ledakan spontan dari semua kemarahan dan frustasi yang telah terakumulasi selama 30 tahun.
Pemerintah Iran telah memblokir email lawan-lawan Presiden Ahmadinejad dan menutup akses ke beberapa website, tetapi untuk sekarang Twitter masih merupakan alat untuk mengorganisasi protes. Para demonstran menggunakan Twitter untuk menyuarakan oposisi mereka terhadap hasil pilpres minggu lalu, yang memberikan kemenangan kepada Ahmadinejad.
Rejim iran mencoba menggunakan represi untuk menghentikan gerakan massa. Reuters melaporkan: “Milisi garis-keras Basij membunuh setidaknya seorang demonstran pada hari Senin dan melukai lebih banyak ketika gedung mereka diserang oleh para demonstrator yang memprotes pilpres yang mereka bilang dicuri oleh Presiden Mahmoud Ahmadinejad.”
Ketika polisi anti-rusuh menyerang, mengayunkan pentungan mereka, dengan perisai mereka di depan, massa lari untuk menghindari mereka. Komentator televisi Channel Four Linsay Hilsum di Teheran melaporkan: “Pasukan anti-rusuh berseragam hitam bergerak maju dengan sepeda motor di trotoar, menyapu para pejalan kaki. Kau tidak harus jadi demonstran untuk dipukul.”
Dia melanjutkan: “Pada hari Minggu pagi, kita berlari bersama massa dan bersembunyi di tangga. Seorang pemuda mengundang kami ke atas ke kantornya. Seperti banyak rakyat Iran yang saya temui beberapa hari terakhir ini, dia sudah muak dengan orde lama, dan memilih Mir Hossein Mousavi, kandidat alternatif. Tetapi dia tidak bersama dengan kaum muda di jalan-jalan yang melempari batu ke polisi, karena dia tidak percaya bahwa ini akan membawa perubahan.”
“Tidak ada kepemimpinan”, lanjut pemuda tersebut. “Mousavi tidak akan memimpin kita karena mereka yang mengontrol negara ini lebih kuat daripada dia. Semua ada di tangan Pemimpin Tertinggi.” Tetapi ini semua sudah berubah. Situasi sekarang tidak ada lagi di tangan Pemimpin Tertinggi atau Mousavi. Kekuasaan sudah mulai lepas dari tangan para pemimpin yang bergemetaran dan ada di jalanan sekarang.
Para pemimpin reformis, yang dulu adalah bagian dari rejim Iran, sekarang gemetar ketakutan pada kekuatan yang mereka lepaskan. Mousavi terpaksa mendorong dirinya sendiri menjadi pemimpin gerakan guna mengalihkannya ke jalur yang aman. Tetapi bahkan dia sendiri tidak bisa mengendalikan gerakan. Sebaliknya, gerakan ini yang mengontrolnya.
Di jalan-jalan ada perubahan mood. Militansi dan kepercayaan diri rakyat semakin bertambah besar. Beberapa laporan mengatakan bahwa para demonstran telah menyerang kantor-kantor Pasukan Revolusioner yang dibenci. Ini adalah perkembangan yang sangat luar biasa. Ini menunjukkan bahwa ketika rakyat berdiri dan mengatakan “tidak”, tidak ada kekuatan apapun yang dapat menghentikan mereka.
Gerakan ini sekarang sedang menyebar ke kelas pekerja. Ada laporan bahwa demo massa dan sebuah mogok nasional sedang direncanakan untuk besok. Pemogokan ini sudah direncanakan sejak kemarin, tetapi sekarang datang laporan mengenai rencana demo massa besok. “Menurut sumber, akan ada demo untuk mendukung Mousavi besok pukul 5 sore di Halaman Vali Asr, dan akan ada sebuah mogok nasional oleh pendukung Mousavi”
Situasi di Iran berubah dengan cepat, bukan dalam hitungan hari tetapi dalam hitungan jam. Seperti sebuah batu berat yang dilempar ke danau yang tenang, kudeta Ahmadinejad telah menggoncang Iran sampai ke akar-akarnya. Tidak ada yang bisa memprediksikan bagaimana peristiwa ini akan berakhir. Tetapi satu hal yang pasti: Iran tidak akan pernah sama lagi. Rakyat telah mulai bergerak, dan gerakan ini tidak akan bisa dihentikan dengan mudah. Kita bisa mengatakan dengan penuh percaya diri: Revolusi Iran telah dimulai!
15 Juni 2009
Diterjemahkan oleh Ted S dari Iran: the Revolution has begun, Alan Woods, 15 Juni 2009.