Pada pemilu Yunani baru-baru ini, kekuatan kiri meraih suara besar: SYRIZA 17%, Partai Komunis Yunani (KKE) 8.5%, Democratic Left 6.1%). Dalam pemilu ini KKE mengalami stagnasi walaupun partai-partai borjuis mengalami kemunduran besar. Berikut ini adalah kritik dari seorang anggota Komite Nasional Pemuda Komunis Italia mengenai taktik sektarian KKE yang menghambatnya untuk meraih hegemoni di periode revolusioner yang sekarang sedang menggoyang Yunani. Ini ditulis sebelum pemilu berlangsung, dan kritiknya sangat relevan terutama melihat stagnasi KKE. (Redaksi Militan)
Jutaan buruh dan pemuda di seluruh dunia sedang mengamati dengan seksama kejadian-kejadian besar di Yunani. Pemogokan-pemogokan umum 24 dan 48 jam, demonstrasi-demonstrasi massa, pengepungan terhadap parlemen semasa pemungutan suara untuk mengambil keputusan mengenai kebijakan penghematan, semuanya disimak dengan simpati yang luar biasa dan peran Partai Komunis Yunani (KKE) dalam kejadian-kejadian ini jelas-jemelas bagi setiap orang.
Blok-blok yang masif dan militan dalam demonstrasi-demonstrasi dan aksi-aksi ini, seperti memasang banner besar di Parthenon yang mengajak rakyat-rakyat Eropa untuk berlawan telah memicu kekaguman di kalangan lapisan-lapisan penting di kalangan Kiri. Namun, kendati jelas bahwa KKE adalah salah satu aktor utama dalam situasi pra-revolusioner yang ada di Yunani, dapatkah kita memandangnya sebagai sebuah model bagi perjuangan kita sendiri? Artikel ini berupaya menganalisis, kendati secara ringkas, garis politik dan program kaum Komunis Yunani.
Akar-akar Historis KKE dan Kaitannya dengan Stalinisme
Asal-usul KKE dapat ditelusuri dari Partai Buruh Sosialis Yunani (SEKE) yang didirikan pada 1918. Di bawah pengaruh Revolusi Oktober, SEKE bergabung dengan Internasionale Ketiga (Komunis Internasional) dengan menggunakan nama SEKE-Komunis (SEKE-K) dan mengadopsi program revolusioner Marxis. Baru pada tahun 1924 partai ini mengadopsi nama KKE.
Dalam proses Stalinisasi partai ini pada dekade 1920-an, sebuah oposisi Kiri muncul di sekitar sosok Pantelis Pouliopoulos, yang kala itu menjadi sekretaris pertama partai. Tapi pada 1927 kepemimpinan Stalinis menyingkirkan tendensi ini. Faktanya tetap bahwa oposisi Kiri ini mengontrol benteng proletarian dari partai itu, organisasi di Piraeus. Pantelis Pouliopoulos, lepas dari kenyataan bahwa ia adalah sekretaris pertama partai, ia adalah seorang teoretikus Marxis Yunani yang paling handal dan seorang pendukung Trotsky.
Kemudian Metaxas merebut kekuasaan di Yunani melalui sebuah kudeta pada 1936. Kemudian ia melarang Partai Komunis, menganiaya dan membunuh para aktivisnya, serta mendirikan sebuah kediktatoran Fasis seturut dengan model Mussolini.
Pada 1941, semasa Perang Dunia II, KKE mempromosikan Front Pembebasan Nasional (EAM). Mengikuti arahan-arahan Stalin dan garis politik Frontisme Popular, EAM tidak hanya meliputi organisasi-organisasi proletarian atau sayap Kiri, tapi juga kaum radikal burjuis dan monarkis yang mendadak beralih menjadi para demokrat. Sebagaimana Palmiro Togliatti di Italia telah mendesakkan pada Partai Komunis Italia dan para aktivisnya suatu front kaum buruh dengan partai-partai burjuis seperti Demokrasi Kristen dan kaum monarkis, dengan cara yang sama kepemimpinan KKE mengikatkan organisasi itu pada suatu perspektif demokratis tentang “pembebasan nasional,” yang meninggalkan pengambilan kekuasaan seturut dengan arahan-arahan Stalin.
EAM menciptakan sebuah tentara pembebasan yang kuat yang dinamakan ELAS, Tentara Pembebasan Nasional Rakyat, yang membangun pasukan yang terdiri dari 20 ribu unit. Setelah akhir pendudukan Nazi atas Yunani – Oktober 1944 – KKE, melalui EAM-ELAS, memegang kekuasaan atas seluruh Yunani. Pada 1944, ELAS mengontrol bagian terbaik dari wilayah Yunani, di kota-kota dan pedesaan, tapi programnya tidak mencakup reforma agraria, sosialisasi alat-alat produksi, kendati kehadiran dan pengaruh yang masif kaum Komunis dalam Front ini.
Setelah pemberontakan Desember 1944, semestinya KKE dapat merebut kekuasaan, tetapi para pemimpinnya menahan pasukan-pasukan utama di luar Athena dan pemberontakan dikalahkan oleh pasukan-pasukan tentara Inggris dan pasukan-pasukan militer reaksioner Yunani. Di bawah panduan Stalin kepemimpinan KKE mengembalikan kekuasaan kepada pemerintahan burjuis yang dipimpin oleh George Papandreou, yang juga melihat partisipasi tiga perwakilan KKE dalam kementerian-kementerian yang sekunder.
Pada 1945 EAM menyetujui pelucutan tentaranya sendiri demi suatu “transisi damai menuju demokrasi.” Pada kenyataannya, pakta Stalin-Churchill menetapkan Yunani sebagai bagian dari Blok Barat. Ini berarti menarik mundur perkembangan revolusioner di Yunani. Revolusi Yunani dikalahkan dan perang sipil yang menyusulnya mengakhiri kemampuan KKE untuk memainkan suatu peran hegemonik di dalam klas buruh, secara khusus sebagai konsekuensi dari kekalahan dan terserak-seraknya para pemimpin dan aktivis KKE di mana-mana. Semasa Rezim Colonels 1967-1974, KKE mengalami perpecahan antara para pendukung “Euro-Communism” (yang secara internasional diwakili oleh Partai Komunis Italia-nya Enrico Berlinguer) dan mereka yang bersumpah setia kepada Moskow.
Baru setelah kejatuhan Rezim Colonels KKE kembali menjadi partai legal. Pada dekade 1980-an negosiasi-negosiasi dimulai untuk pembentukan suatu aliansi elektoral untuk pemilihan umum nasional 1989, antara dua sayap eks KKE, kaum Stalinis pro-Moskow dan “Euro-Communist”-nya KKE-Interior, serta kelompok-kelompok (yang kecil) lainnya. Aliansi ini kemudian dikenal sebagai Synaspismos [Koalisi]. Namun, aliansi ini tidak berumur panjang.
Faktanya, aliansi ini, yang masih sangat dipengaruhi oleh gagasan-gagasan Stalinis, pada 1990 malah mendukung partai burjuis konservatif sayap-kanan, Nea Dimokratia [Demokrasi Baru] dalam sebuah pemerintahan koalisi, untuk mencegah Sosial Demokrat-nya PASOK membentuk sebuah pemerintahan. Berkat kebijakan ultra-kiri ini – yang didasarkan pada gagasan “Fasisme-Sosial” yang dikembangkan oleh Komintern pada 1928 – kaum Komunis Yunani secara terbuka berpisah jalan dengan partai-partai buruh yang lain dengan menuduh mereka “saudara-saudara kembar Fasisme” dan musuh-musuh utama klas buruh. Kebijakan ultra-kiri KKE ini mengakibatkan kejatuhan yang tajam dalam keanggotaannya. KKE kehilangan separuh suara, dari 10% menjadi 6% dalam pemilhan umum berikutnya. Setelah jatuh dan bubarnya Uni Soviet pada 1991 para “hard-liners” (“penganut garis keras”) dan kaum “Euro-Communist” berpisah jalan. Faksi yang belakangan menggunakan nama Synaspismos untuk partai baru mereka, sementara sayap pro-Soviet menggunakan kembali nama KKE, yang masih mereka gunakan sampai sekarang.
Akar-akar Kelas KKE dan Hasil-hasil Pemilu
Namun, dalam 2-3 tahun terakhir, sebagai suatu konsekuensi dari menajamnya polarisasi kelas dalam masyarakat Yunani karena serangan-serangan bisnis besar, KKE mulai pulih dari hasil-hasil pemilunya yang memprihatinkan dan, dalam periode baru-baru ini, KKE mengalami suatu pertumbuhan yang signifikan dalam polling pendapat. Pada 2004 KKE memenangkan 5,89%, pada 2007 8,15%, dan, agak menurun, 7,54% pada 2009. Ini memberikannya basis setengah juta suara di kalangan kaum proletarian perkotaan. Misalnya, pada tahun 2007 di konstituen kedua kota Athena, yakni sebuah pemukiman klas buruh yang sangat terkonsentrasi, KKE memenangkan 12,5%, hasil terbaiknya sejak 1974. Demikian pula di Piraeus, kawasan pelabuhan Athena, di mana KKE memenangkan 14,5%. Di kalangan warga berusia 25-34 tahun, KKE memenangkan sekitar 11% dan memiliki dukungan yang signifikan di kalangan buruh sektor-swasta dan para penganggur.
KKE telah mengembangkan selama bertahun-tahun serangkaian organisasi front yang memfasilitasi suatu intervensi massa dalam serikat-serikat buruh, seperti PAME (fraksi Komunis di dalam GSEE, sektor swasta serikat buruh umum), dalam gerakan kaum tani dengan PASY, di kalangan pemilik toko kecil dan para pekerja mandiri dengan PASEVE, di kalangan perempuan dengan OGE, dan dalam gerakan mahasiswa dengan MAS (Front Mahasiswa Militan). Pemuda Komunis (KNE) adalah organisasi pemuda terbesar di Yunani. Pada 15 Mei 2010, misalnya, demonstrasi nasional KKE menarik sekitar 30 ribu partisipan.
Metode-metode KKE
Menurut polling pendapat yang terakhir, nampaknya semua partai “Kiri tradisional”, yakni partai-partai punya akar dari KKE yang lama (KKE, Synaspismos, dan Democratic Left (Kiri Demokratik)) dapat meraih lebih dari 40% suara dan dengan demikian menjadi kekuatan elektoral pertama di negeri itu. Sementara PASOK diperkirakan hanya akan meraih 8%.
Kiri Demokratik akan memikat banyak pemberi suara yang berpaling dari PASOK, terutama karena kenyataan bahwa Kiri Demokratik tetap berdiri di luar koalisi-koalisi pemerintahan … sejauh ini. Synaspismos juga memperoleh dukungan, kendati bahasanya yang kurang radikal bila dibandingkan dengan KKE, karena Synaspismos tidak diilhami metode-metode sektarian dari para pemimpin KKE. Dan KKE tentu akan menerima dukungan karena situasi obyektif umum, karena sikap oposisinya dan sebagian karena gagasan-gagasan radikal yang diekspresikannya. Namun, metode-metode sektarian yang mencirikan KKE tidak memungkinkan KKE mencapai potensinya yang penuh.
Faktanya, Partai Komunis Yunani masih mengidap pengaruh dari hubungan-hubungan lamanya dengan Stalinisme yang berkombinasi dengan sektarianisme, yang dampak satu-satunya adalah memecah klas buruh Yunani dan mendemoralisasi pemuda dan kader-kader serikat buruhnya.
Di lain pihak, partai ini memiliki suatu rezim internal yang sangat ketat, yang giat mengusir para pengkritik, yang merupakan akibat dari degenerasi atau kemerosotan Stalinis pada dekade 1920-an. Suatu contoh yang mencolok kena-mengena dengan beberapa pemimpin serikat buruh, yang sangat popular dalam serikat guru-guru, yang dikeluarkan hanya karena mengungkapkan keraguannya tentang taktik partai. Ini melumpuhkan suatu perdebatan yang serius, terbuka, dan jujur di kalangan anggota dan dalam jangka panjang akan membuat frustrasi suatu lapisan para aktivis. Namun, pada saat yang sama ini akan menyiapkan ledakan-ledakan di dalam partai.
Di pihak lain, sektarianisme yang merembesi partai hanya mengisolasi atau memencilkannya dan beragam frontnya dari semua gerakan massa di negeri itu, dari mereka yang tersangkut dengan pembunuhan atas mahasiswa Alexis sampai pemogokan-pemogokan umum baru-baru ini. PAME, misalnya, memiliki tradisi menyerukan demo dan pemogokan-pemogokan yang terpisah dari GSEE, kendati PAME merupakan suatu fraksi di dalam GSEE. KKE sendiri mengadopsi suatu garis sektarian semasa protes-protes mahasiswa pada Desember 2008, setelah pembunuhan terhadap Alexis, yang memisahkan sayap pemudanya dari massa mahasiswa lainnya yang terlibat dalam suatu perjuangan yang pahit melawan pemerintah, yang tak lain adalah antisipasi atas apa yang baru-baru ini kita saksikan di Yunani.
KKE memandang dirinya sebagai partai pelopor proletarian. Namun, secara sistematis KKE bertindak dalam suatu cara yang memisahkan pelopor dari massa proletariat Yunani, yang secara nyata mencegah jutaan para pemuda dan kaum buruh dari mendapatkan pengetahuan tentang gagasan-gagasan kaum Komunis, dan, bahkan lebih buruk lagi, mencegah para aktivisnya dari perjuangan bahu membahu dengan kaum buruh dan pemuda lainnya.
Di balik gagasan tentang melindungi apa yang dikatakan sebagai kemurnian ideologi partai, sesungguhnya ada ketakutan bahwa para anggota biasa dapat terhubung dengan kebutuhan-kebutuhan sejati klas dan secara khusus dengan ide persatuan dengan sayap Kiri PASOK.
Dalam bukunya Left-wing Communism, an Infantile Disorder (“Komunisme Sayap Kiri: Suatu Penyakit Kekanak-kanakan”), Lenin dengan tegas berargumen melawan gagasan pemisahan yang dibuat-buat antara pelopor proletarian dan bagian terbesar dari kaum buruh, dengan mencapnya sebagai suatu kejahatan dengan konsekuensi-konsekuensi yang menghancurkan terhadap hasil perjuangan dan terhadap pengaruh Komunis di antara massa rakyat. Ini bukan sekadar suatu persoalan tentang pemisahan secara fisik kaum buruh dalam penghimpunan-penghimpunan massa yang terpisah; ini berarti meninggalkan dalam praktik perjuangan untuk hegemoni di dalam klas buruh sebagai suatu keseluruhan dan di dalam organisasi-organisasi massanya. Suatu fraksi Komunis yang kuat dalam serikat-serikat buruh pada tahapan ini seharusnya bisa memenangkan kader-kader terbaik klas buruh dari pengaruh kaum reformis, dengan memenangkan mereka ke garis revolusioner melalui kerja yang konsisten bersama dengan kaum buruh dan aktivis ini, dan bukannya mengisolasi anggota-anggotanya sendiri dari yang lain.
Dalam konteks metode para pemimpin partai yang seperti itu, hasil yang paling mungkin adalah bahwa mereka akan menolak suatu aliansi elektoral apapun berdasarkan perjuangan melawan kapitalisme. Dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada 11 Februari 2011 oleh Departemen Luar Negeri Komite Sentral KKE, kita membaca:
“Penolakan terhadap jalan buntu yang lazim dinamakan ‘persatuan Kiri’ menyiratkan bagi KKE pelestarian suatu kebijakan aliansi yang sesuai dengan kepentingan-kepentingan klas buruh, lapisan pekerja, dan kebutuhan-kebutuhan perjuangan klas. Kita memfokuskan perhatian kita pada aliansi sosio-politik, yang didasarkan pada aksi bersama, kepentingan-kepentingan bersama, suatu garis perjuangan bersama dari klas buruh, para pekerja mandiri perkotaan, dan kaum tani. Suatu aliansi yang akan masuk ke dalam konflik dengan monopoli-monopoli dan imperialisme dan berjuang juga untuk jalan perkembangan yang lain bagi negeri kita, yakni, kekuasaan rakyat dan perekonomian rakyat yang di dalamnya alat-alat produksi akan disosialisasikan, dengan perencanaan ekonomi sentral dan kontrol oleh kaum buruh.”
Secara mendasar ini berarti bahwa satu-satunya persatuan yang mungkin yang mereka terima adalah persatuan di bawah panji KKE. Ini merupakan suatu taktik sektarian yang tidak ada bedanya dengan berlindung di balik fraseologi revolusioner tanpa memperhitungkan kekuatan yang riil dari kaum Komunis dalam masyarakat, perasaan-perasaan yang sesungguhnya dari massa rakyat, dan prospek-prospek untuk suatu solusi revolusioner yang mungkin di Yunani.
Mari kita jelaskan mengenai ini. Kita telah berulangkali mengutuk garis reformis-kiri dari Synaspismos dengan utopia mereka tentang reformasi Uni Eropa dan Bank Sentral Eropa. Tapi, point-nya, adalah bahwa inkonsistensi-inkonsistensi dan utopianisme dari tuntutan-tuntutan ini harus didemonstrasikan dalam praktik kepada klas buruh dan bukan hanya dituding dan diberi cap reformis, seraya hanya menunggu massa rakyat untuk memahami dalam semalam tuntutan-tuntutan kaum revolusioner berdasarkan argumen politik semata, atau sekadar memberi cap kepada partai-partai lain setiap hari sebagai kaum oportunis dalam koran partai. Bila massa rakyat telah menyadari perbedaan-perbedaan antara kaum Komunis KKE dan Synaspismos, mereka tidak akan mendukung Synaspismos dan akan berpaling kepada KKE.
Namun, KKE sendirilah yang menyatakan, beberapa baris di bawah ini dalam artikel yang sama yang kita kutip di atas, bahwa persatuan harus dicapai … di bawah panjinya:
“Ketimbang suatu aliansi dengan partai-partai oportunis dan sosial-demokratik atas nama ‘persatuan Kiri’, yang telah mendatangkan begitu banyak kerusakan kepada gerakan Komunis, saat ini tugas utama Partai Komunis adalah pembebasan klas buruh dan kekuatan-kekuatan rakyat dari pengaruh partai-partai burjuis, baik sosdem maupun liberal. Berdasarkan hal ini, prasyarat-prasyarat bagi pembentukan sebuah aliansi sosial di Yunani akan tercipta, melalui mobilisasi di sekitar suatu front aksi bersama dari Front Militan Seluruh Buruh (PAME), Gerakan Kaum Tani (PASY), Gerakan Pekerja Mandiri dan Pemilik Toko melawan Monopoli (PASEVE), Federasi Perempuan Yunani (OGE) dan Front Mahasiswa Militan (MAS). Aksi bersama ini akan menetapkan langkah pembentukan suatu aliansi sosio-politik yang penuh dari kekuatan-kekuatan anti-imperialis dan anti-monopoli. Hanya kerja inilah yang dapat menciptakan hubungan-hubungan di antara klas buruh dan massa-massa rakyat.”
Jadi kita melihat bahwa mereka mengatakan ya untuk persatuan… tapi hanya melalui organisasi front mereka sendiri! Dan pada 5 Februari, dalam suratkabarnya KKE mengumumkan bahwa: “Rakyat harus memperkuat dan bersekutu dengan KKE – ini merupakan perspektif yang dapat memberikan harapan!” Bagaimana dan mengapa ini harus dicapai, kita tidak mendapat penjelasan!
Program KKE
Program apakah yang ditawarkan para pemimpin KKE kepada kaum buruh? Partai Komunis mengedepankan tuntutan-tuntutan sentralnya: keluar dari Uni Eropa, penolakan atas pembayaran kembali utang, dan kekuasaan rakyat.
Pertama dan terutama, harus dinyatakan bahwa slogan “kekuasaan rakyat” kurang jelas bila dibandingkan dengan konsep tentang “kekuasaan buruh”, sebab “kekuasaan rakyat” tidak menjelaskan sama sekali peran apa yang akan dimainkan oleh klas buruh Yunani dalam proses pengambilan kekuasaan dan transformasi masyarakat. Ini bukan suatu kritik akademik; sebaliknya, kita merasakan perlu memperjelas peran kaum buruh dalam proses ini. Menurut pendapat kita, kaum buruh harus memainkan suatu peran yang paling penting dan hegemonik terhadap mahasiswa, burjuasi kecil perkotaan, dan kaum tani. Hanya klas buruh yang dapat memimpin proses ini; bukan karena alasan-alasan yang romantik, tapi karena peran yang dimainkannya dalam produksi kapitalis dan kemampuannya untuk bersatu di sekitar suatu program yang revolusioner. Bagaiman kita bisa mencapai hal ini? Para pemimpin KKE tidak menjelaskannya.
Pada November 2011, berkomentar tentang referendum yang diajukan dan diundangkan oleh pemerintah, KKE menerbitkan sebuah pernyataan resmi yang menyatakan bahwa referendum harus dilawan berdasarkan suatu perjuangan dengan tujuan-tujuan berikut:
“Akhiri pengorbanan-pengorbanan karena krisis dan demi profit plutokrasi (= kekuasaan kaum kaya). Turunkan pemerintah dan partai-partai yang mengorbankan rakyat untuk menyelamatkan kapitalisme dan Uni Eropa. Penghormatan terhadap hak-hak kaum buruh dan rakyat. Klas buruh dan rakyat harus memiliki kekayaan yang mereka hasilkan, dengan kekuasaan rakyat, penarikan diri dari Uni Eropa dan pembatalan utang.”
Tapi, yang tidak dijelaskan adalah, apakah keluar dari Uni Eropa tidak berarti lain kecuali kembali kepada Drachma (= mata uang Yunani). Bila begitu hal-ihwalnya, keluar dari Uni Eropa secara otomatis berarti membawa kembali kebijakan devaluasi untuk meningkatkan likuiditas, yang tidak hanya menyiratkan kebijakan-kebijakan yang bersifat inflasionaris yang dengan segera mengikis upaya kaum buruh dan daya beli mereka, tapi juga memprovokasi suatu gelombang proteksionis dari Uni Eropa terhadap komoditi Yunani, suatu skenario yang lebih buruk daripada skenario yang kita lihat di Italia pada dekade 1990-an, ketika satu-satunya kemungkinan bagi negara Italia dalam konteks krisis adalah devaluasi Lira (=mata uang Italia) dengan konsekuensi memperhebat inflasi.
Lagipula para pemimpin KKE tidak menjelaskan program konkret yang mereka gunakan untuk mengajak massa rakyat untuk berjuang. Mengulang-ulang kebenaran-kebenaran tentang Komunisme dan kekuasaan rakyat tidak menolong untuk memobilisasi jutaan orang, tapi hanya pelopor yang sayangnya tidak menerima peralatan yang memadai untuk berhubungan dengan massa rakyat luas yang tereksploitasi.
Faktanya, KKE tidak mengembangkan suatu program transisional yang dapat menempatkan klas buruh Yunani dalam kondisi memahami kontradiksi yang sangat besar antara kebutuhan-kebutuhannya dan kepentingan-kepentingan bank-bank dan bisnis besar dan pada saat yang sama menunjukkan jalan untuk menggulingkan sistem kapitalis. Propaganda partai berfokus pada suatu “program maksimum” yang terputus dari kondisi-kondisi kehidupan yang riil dari rakyat Yunani dan menyerukan kekuasaan rakyat pada setiap kesempatan.
Namun, point-nya adalah bagaimana kita harus meraih kekuasaan ini, bagaimana kita dapat mempertahankannya, dan apa yang harus kita lakukan setelah kita memenangkannya? Kekuasaan rakyat harus dicari di mana kekuasaan itu mengekspresikan dirinya, bukan di dalam fantasi-fantasi abstrak para pemimpin. Misalnya, majelis rakyat Syntagma Square dicap KKE sebagai burjuis kecil dan tidak dengan sempurna cocok dengan idea-idea KKE. Anggota-angota KKE dilarang oleh partai untuk ambil bagian dalam majelis, dan dengan demikian membuang kemungkinan bagi rakyat Athena untuk mendengarkan perspektif kaum Komunis.
Posisi politis kepemimpinan KKE yang sekarang tersusun dari dua unsur. Pertama, suatu fraseologi revolusioner yang berkata-kata secara terbuka tentang sosialisme dan kekuasaan rakyat; dan kedua, ini dikombinasikan dengan suatu ketidakmampuan yang konsisten untuk secara sistematik mengejar tujuan-tujuan ini. Harus dikatakan, ini merupakan posisi “sentris” yang tipikal.
Sentrisme, dalam kosakata Marxis, adalah suatu tendensi politik yang dicirikan oleh keterombang-ambingan di antara reformisme dan revolusi, yang bergantung pada tekanan-tekanan klas yang berbeda pada suatu momentum dan yang secara sinambung dapat bergerak ke kanan atau ke kiri, dan yang tidak sanggup mempertahankan suatu perspektif revolusioner yang jelas dan koheren.
Sejarah gerakan buruh telah beberapa kali melihat tendensi-tendensi seperti itu dalam situasi-situasi revolusioner atau pra-revolusioner. Sebuah contoh adalah Italia dalam “Biennio Rosso” [Dua Tahun Merah] of 1918-20), ketika Partai Sosialis didominasi oleh tendensi “Maksimalis”-nya Serrati dan Lazzari, yang berbicara secara terbuka tentang sosialisme, revolusi, dan penggulingan kapitalisme dan pencapaian kekuasaan buruh, tapi pada saat yang sama secara organis tidak sanggup membawa tuntutan-tuntutan ini sampai pada konsekuensi-konsekuensinya yang akhir. Maka, dalam praktik, mereka melepaskan peran kepemimpinan mereka baik dalam gerakan pendudukan-pendudukan pabrik pada September 1920 maupun upaya kaum buruh untuk mengambil kekuasaan di Italia, sebelum kudeta Fasis-nya Mussolini.
Front Persatuan: Untuk Persatuan Kiri Berdasarkan Sebuah Program Revolusioner!
Situasi saat ini di Yunani sangatlah dramatis. Klas penguasa semakin kehilangan dukungan di kalangan penduduk dan polarisasi sosial sedang menajam dari waktu ke waktu, dengan suatu pergeseran yang kuat ke Kiri. Bagi kaum Kiri Pasok, menurut polling KKE dan Synaspismos masing-masing akan memperoleh sekitar 12%, sementara Kiri Demokratik akan memenangkan lebih dari 18%, dengan mengambil keuntungan lebih daripada yang lain dari keruntuhan Pasok. Bila saja ada suatu front dari partai-partai ini, front tersbut akan menjadi kekuatan elektoral pertama di Yunani.
Sayangnya, ketiga partai itu bersembunyi di balik alasan-alasan mereka sendiri. Synaspismos mengusulkan persatuan Kiri. Sayangnya, Synaspismos tidak menindaklanjuti usulannya sendiri. KKE berbaris di belakang kemurnian ideologis, takut akan dampak yang ditimbulkan front tersebut terhadap massa rakyat. Sebab front ini tidak sekadar diterapkan dalam pemilihan umum, tetapi juga pada aksi-aksi sosial dan industrial. Front tersebut akan melepaskan enerji-enerji yang melampaui sekadar jumlah partai-partai individual yang membentuknya dan akan menggembleng massa rakyat, memperkuat keyakinan mereka terhadap kemungkinan untuk mengubah kondisi mereka saat ini.
Faktanya, Lenin sendiri menunjukkan dalam Left-Wing Communism bahwa sebuah krisis revolusioner juga bisa lahir dari sebuah krisis parlementer, termasuk kasus suatu pemerintahan yang didasarkan pada partai-partai buruh yang terdiri dari kaum Komunis dan kaum Sosialis. Ada mutlak perlu untuk membuat setiap upaya yang mungkin untuk mencapai persatuan aksi berdasarkan tuntutan-tuntutan konkret yang bertujuan mempertahankan kepentingan-kepentingan kaum buruh dan pemuda Yunani.
Namun, untuk mencapai hal ini tidaklah cukup dengan sekadar menyalahkan pengkhianatan kaum reformis atau ajakan kepada kaum buruh pendukung Synaspismos untuk keluar dari organisasi mereka dan bergabung dengan KKE. Kita membutuhkan suatu program tuntutan-tuntutan parsial dan transisional dan suatu rencana mobilisasi, dan di medan inilah kita harus menantang para pemimpin reformis. Berdasarkan tuntutan-tuntutan seperti suatu pemogokan umum dengan segenap kekuatan untuk menggulingkan pemerintah, untuk meningkatkan upah, untuk membatalkan utang, untuk menasionalisasi puncak-puncak komando perekonomian, mungkinlah untuk mencapai suatu kesepakatan di antara partai-partai sayap Kiri yang berbeda-beda. Sudah banyak pemogokan-pemogokan satu atau dua hari di Yunani. Pemogokan-pemogokan itu memberikan kepada klas buruh suatu kesempatan untuk menyatakan kekuatan riil mereka, merapatkan barisan, dan meregangkan otot-otot mereka untuk pertempuran yang menentukan dengan klas penguasa. Namun, pemogokan-pemogokan itu tidak cukup. Menyerukan pemogokan-pemogokan lagi bisa mendatangkan hasil yang sebaliknya bila persoalan-persoalan praktik yang dihadapi klas buruh tidak dipecahkan. Maka, slogan pemogokan umum 24 atau 48 jam lainnya bisa kehilangan arti sama sekali.
Suatu pemogokan umum dengan segenap kekuatan sampai kejatuhan pemerintah akan menyingkapkan dengan segera persoalan tentang kekuasaan, yang bergerak dari sekadar front yang murni ekonomik dan serikat buruh ke front politik dan akan menyingkapkan persoalannya dengan sejelas-jelasnya: siapa yang memerintah masyarakat ini? Fraksi KKE [PAME] di dalam GSEE dan ADEDY, konfederasi-konfederasi serikat buruh sektor public dan swasta, harus secara sistematis menantang kaum reformis untuk menyerukan pemogokan seperti itu. Kekuasaan rakyat yang dirujuk oleh KKE dapat menghimpunkan majelis-majelis rakyat di setiap kota melalui pemilihan suatu Komite Nasional Seluruh Yunani yang terdiri dari deputi-deputi atau wakil-wakil yang dipilih, yang bertanggungjawab dan dapat di-recall sewaktu-waktu. Komite Nasional itu akan memiliki tugas mengarahkan dan mengkoordinasikan pemogokan-pemogokan dan aksi-aksi protes di seluruh Yunani. Ini akan merepresentasikan suatu seruan pengerahan massa yang perkasa bagi kaum buruh dari negeri-negeri Eropa lainnya, yang dimulai dengan kaum buruh Portugis, Spanyol, dan Italia, yang dapat menempuh jalan yang sama. Solusi atas problem-problem dari revolusi Yunani tidak bisa ditemukan di dalam batas-batas nasional negeri itu, sebagaimana dipercaya KKE, tapi hanya dengan berjuang demi Federasi/Serikat Negara-negara Sosialis Eropa. ***