Dalam analisa terakhir, terorisme menjadi sebuah instrumen di tangan kaum penindas untuk melawan mayoritas yang tertindas. Selama bertahun-tahun elit penguasa Nigeria telah mempertahankan cengkeramannya atas negeri itu berdasarkan metode devide et impera, pecah-belah dan kuasai, suatu metode yang diwarisi dari masa lalu, dari tuan-tuan majikan penjajah mereka dan disempurnakan oleh elit penguasa Nigeria.
Faktanya, elit penguasa takut kepada persatuan yang semakin menguat dari massa rakyat Nigeria ketika mereka melancarkan pemogokan umum lainnya. Klas penguasa memahami dengan tepat bahwa sekali kaum buruh dan kaum miskin Nigeria bersatu, akhir pemerintahan yang korup dari elit masa kini tinggal menjadi persoalan waktu. Semua elit penguasa lokal di atas bersatu, tetapi mereka menggunakan tiap-tiap tipu daya yang bisa digunakan supaya kaum pekerja Nigeria terpecah belah secara tajam menurut garis-garis agama dan kesukuan.
Aksi Boko Haram menjadi semakin memecah belah. [Catatan: Boko Haram adalah sebuah organisasi teroris fundamentalis Islam yang berbasis di sebelah timur laut Nigeria] Dengan aksinya, Boko Haram telah menambah keberanian rezim yang sekarang dan menjadi alasan baginya untuk mengalokasikan N921 milyar untuk keamanan, yang jelas-jemelas bukan untuk memerangi terorisme, tapi untuk memerangi massa-rakyat Nigeria yang saat ini sedang mulai bergerak. Tiap-tiap aksi mereka bersesuaian dengan kepentingan-kepentingan elit penguasa Nigeria. Massa rakyat dengan tepat telah menarik kesimpulan bahwa pembebasan dan kemerdekaan terletak dalam persatuan mereka, yang melintasi perpecahan-perpecahan agama dan kesukuan. Namun, dorongan untuk bersatu ini secara konstan tampil menghadapi aksi-aksi para fundamentalis dan berbagai penipu lainnya, yang tujuannya adalah memecahbelah rakyat.
Rezim ini meneteskan air mata buaya di depan publik, sementara keinginannya yang sesungguhnya adalah supaya kampanye pengeboman Boko Haram terus berlanjut dan dengan begitu semakin memecah belah dan mengalihkan rakyat pekerja dari isu-isu yang sesungguhnya. Kita tidak boleh lupa bahwa klas penguasa di Mesir mensponsori agen-agen mereka untuk tampil sebagai kaum fundamentalis Muslim dan mengirim mereka untuk menyerang orang-orang Kristen dalam upaya menggelincirkan revolusi dengan menimbulkan konflik etnis dan agama! Bila elit penguasa Mesir mencoba taktik ini sekali, klas penguasa Nigeria akan melakukannya sepuluh kali berdasarkan suri tauladan yang sudah-sudah. Kaum buruh Nigeria perlu menjadi semakin waspada dan secara mandiri membuktikan tiap-tiap klaim yang dibuat dalam pernyataan-pernyataan publik dari pihak kepolisian tentang pengeboman-pengeboman dan penembakan-penembakan yang dilakukan oleh Boko Haram.
Aksi massa adalah kekuatan yang paling besar yang dapat benar-benar menggoncangkan sebuah sistem penindasan sampai ke dasar-dasarnya, dan bukan aksi-aksi pengecut dari segelintir teroris ekstrim dan para pelaku bom bunuh diri.
Aksi massa di Kano telah menunjukkan jalan ke depan. Kiranya itu diikuti oleh aksi-aksi serupa di Jos, Gombe, Borno, dan Adamawa. Klas buruh Nigeria mempunyai banyak hal yang harus mereka kerjakan dalam hal ini. Koalisi Buruh dan Masyarakat Sipil (Labour and Civil Society Coalition, LASCO) tetap merupakan kekuatan yang paling perkasa yang siap untuk memimpin rakyat Nigeria untuk bersatu melawan serangkaian serangan ini, sementara tetap mempertahankan persatuan seluruh rakyat pekerja Nigeria.